Merupakan suatu pertanda yang sangat jelas, bahwa Microsoft telah melihat gejolak perubahan dari bisnis dokumen online. Microsoft sedang mempersiapkan suatu produk tandingan dari pesaingnya, Google's Documents and Spreadsheets.
Perusahaan perangkat lunak papan atas ini sedang mengumumkan peluncuran Office Live Workspace, suatu aplikasi online cuma-cuma yang memungkinkan penggunanya untuk melihat, berbagi dan menyimpan dokumen tanpa mengedit/merubahnya. Untuk kalangan mengengah ke bawah, aplikasi ini akan dinamai Office Live Small Business. Walaupun belum sepenuhnya siap, mulai minggu depan para pelanggan dapat mendaftarkan namanya untuk ambil bagian dalam testing dari Office Live Workspace versi Beta yang akan diadakan tahun ini.
Tidak bisa dipungkiri, persaingan antar produk layanan dokumen online memang kian marak. Segala usaha dilakukan Google's untuk mengalahkan Microsoft, diantaranya dengan meluncurkan suatu perangkat aplikasi presentasi, sedangkan IBM juga tidak mau ketinggalan dengan meluncurkan perangkat aplikasi dokumen gratisannya Lotus Symphony yang menurut sebuah sumber telah didownload lebih dari 1.000 kali pada minggu pertama peluncurannya.
Sementara itu Adobe pada minggu pertama bulan Oktober tahun ini akan mengumumkan Virtual Ubiquity, sebuah awal pembuatan aplikasi pengolah kata menggunakan Adobe's Flash dan AIR Technologies yang dinamakan Buzzword. Adobe juga memperkenalkan sebuah layanan untuk bertukar dokumen melalui web yang disebut Share.
Bagi Microsoft sendiri, Office Live Workspace merupakan suatu strategi untuk menyediakan layanan jasa pengolahan dokumen secara online, sehingga pengguna tidak perlu lagi berganti ke aplikasi desktop pada saat online. Hal ini tentu saja dilakukan Microsoft sebagai strategi untuk tetap menguasai pasar aplikasi dokumen, dengan tetap mengedepankan aplikasi Office 'tradisional'-nya. Oleh karena itu, Microsoft juga sedang meluncurkan versi hosting dari Exchange e-mail and calendar program-nya, dan aplikasi SharePoint portal and Office Communications Server-nya yang dipergunakan sebagai aplikasi yang menangani komunikasi instant dalam suatu perusahaan atau kantor. Menurut CEO Microsoft, Steve Ballmer, semua aplikasi layanan ini akan segera diluncurkan dan Microsoft menangani keduanya dengan sangat hati-hati.
Pada awalnya proyek ini direncanakan dengan mengerahkan lebih dari 5.000 orang untuk menanganinya. Microsoft Online Services, begitu proyek ini disebut, merupakan suatu proyek yang dikenal sebagai lanjutan dari sebuah proyek yang telah berlangsung selama 2 tahun yang melibatkan perusahaan komputasi outsourcing seperti Energizer Holdings dan XL Capital.
No comments:
Post a Comment